Mbah Maridjan
Namanya mulai dikenal sejak tahun 2006 ketika ia disuruh turun dari gunung Merapi oleh sri sulthan HB X. Pada waktu itu "wedus gembel" atau awan panas yang dimuntahkan merapi tidak mengenai desanya. Peristiwa ini memunculkan beragam spekulatif yang kadang kadang dikaitkan dengan hal hal mistis atau berbau metafisik. Pandangan masyarakat apalagi didesanya semakin meyakini ada hal "lain" pada diri mbah maridjan. Dia diberi tugas oleh pihak kraton ,pada waktu itu dibawah kepemimpinan sri sulthan HB IX, untuk menjadi juru kunci gunung merapi. Sudah banyak peristiwa dan sudah sering pula si mbah maridjan disuruh turun tetapi ia enggan bahkan terkesan menolak untuk turun. Banyak juga yang merasa aman dengan berada didekat si mbah maridjan terbukti beberapa korban yang meninggal dirumah mbah maridjan. Perlu dicatat, secara geografis ternyata ada bukit kecil didaerah selatan menuju kaliurang. Inilah yang menyebabkan kenapa lahar tidak akan sampai kekaliurang apalagi kedaerah Jogja. Faktor angin juga mempengaruhi pergerakan awan panas atau wedus gembel. Perlu diketahui tingkat kepanasan awan panas ini mencapai antara 400 sampai 650 derajat celsius. Ketika angin mengarah ke barat maka daerah barat yang akan terbakar begitu seterusnya. Pada 2006 itu mungkin angin tidak mengarah kerumah atau desa mbah maridjan sehingga rumah dan desanya terselamatkan. Berbeda pada malam itu, 26 oktober 2010, wedus gembel dan letusan gunung merapi semakin ganas dan sangat berbeda dengan peristiwa ditahun 2006. Akhirnya mbah maridjan meninggal dunia dalam posisi sujud. Selamat jalan mbah maridjan semoga engkau selalu dalam rahmat Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar