Minggu, 07 November 2010
Malam itu (malam sabtu, 5 november 2010) kami ditelpon teman yang sama sama tinggal dijogja.
Mereka berencana pulang kekota asal banjarmasin dan tanpa pikir panjang kami juga ingin ikut pulang kebanjarmasin.
Situasi hampir diseluruh kota jogja sudah tidak bersahabat. Secara pribadi, aku mampu saja bertahan dikota ini, tetapi
melihat anak istri rasanya tidak tega. Padahal tabungan sudah menipis. Tiket mahal, apalagi tidak bisa pulang lewat bandara
Jogja kami harus mencarter kijang menuju semarang.Mencarterpun malam itu susah sekali, hampir semua mobil carteran tidak ada lagi alias kosong.
Ada juga yang tidak berani karena medan perjalanan keluar jogja sulit ditempuh. Beberapa jalan menuju keluar jogjapun susah dilewati tapi karena sopir nekat
asal diberi bayaran ekstra ya sampailah kami disemarang. Melewati jalan magelang, kami melihat tumpukan abu vulkanik, hampir setebal
20 cm dijalan. Dan abu ini tidak bisa dilewati oleh roda dua karena sangat licin. Tapi ya syukurlah akhirnya kami sampai juga di semarang.
Dalam perjalana, salah satu teman kami sempat masuk rumah sakit sebelum kesemarang karena sesak napas. Hampir 3 jam kami harus stop dan menunda perjalanan.Malam itupun
kami tidur dibandara beralaskan selimut saja. Mungkin seperti ini juga nasib para pengungsi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar