Klik disini peserta mata kuliah Classroom Management




HARAP DISARING KEMBALI SEMUA INFORMASI DALAM BLOG INI
1.PROFILKU,2.EBOOKS, 3.PENGANTAR KOLOM INFO MGMP, 4.SOFTWARE ENG LEARNING, 5.CARA MERANGKING SISWA, 6. KAMUS ALQUR'AN, 7.VIDEO LEARNING, 8. JENIS TEKS, 9. CLASSROOM ACTION RESEARCH 10. PENGANTAR KOLOM INFO S2 UNY 11. ABSEN KELAS 12. JADWAL KULIAH S2 13. INFO BUKU S2 14. INFO TELPON KAWAN S2 UNY 15. PEMBAGIAN TUGAS PSIKOLINGUISTIK 16. PEMBAGIAN TUGAS PEMROLEHAN BAHASA 17. PENGUMUMAN TURUN KULIAH SETELAH BENCANA MERAPI 18. PENGANTAR TUGAS KULIAH 19. BESARAN SAMPEL 20. UJI NORMALITAS DATA 1 21. UJI NORMALITAS DATA 2 22. BAHAN PAK TOU KE-1 23.TEKS PAK TOU PERKELOMPOK 24.BAHAN PAK TOU KE-2 25.TUGAS TAMBAHAN PSIKOLINGUISTIK 26.TUTORIAL SPSS 27.PARADIGMA KONSTRUKTIVISME 28. METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN 29. PINDAH JAM MATA KULIAH PEMEROLEHAN DAN PENDIDIKAN BAHASA 29. KINDS OF MOTIVATION ON SECOND AND FOREIGN LANGUAGE 30.PEMBAGIAN KEL GENAP PSIKOLINGUISTIK 31.PRESENTASI KEL 1 BU ITADZ

Sabtu, 01 Januari 2011

MAKALAH KELOMPOK GENAP PSIKOLINGUISTIK

INTERFERENSI



A.PENGANTAR

Istilah interferansi pertama kali digunakan oleh Weinreich (1953) untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur bilingual. Sedangkan penutur bilingual yaitu penutur yang menggunakan dua bahasa secara bergantian dan penutur multilingual yaitu penutur yang dapat menggunakan banyak bahasa secara bergantian. Weinreich menganggap bahwa interferensi sebagai gejala penyimpangan dari norma-norma kebahasaan yang terjadi pada penggunaan bahasa seorang penutur sebagai akibat pengenalannya terhadap lebih dari satu bahasa, yakni akibat kontak bahasa.
Dalam peristiwa interferensi digunakan unsur bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa, yang dianggap suatu kesalahan karena menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yang digunakan. Dan kemampuan penutur bilingual maupun penutur multilingual dalam menggunakan bahasa tertentu sehingga terpengaruh bahasa lain merupakan penyebab terjadinya interferensi. Kemampuan setiap penutur terhadap bahasa yang pertama digunakan dengan bahasa kedua itu bervariasi. Ervin dan Osgood (1965:139) menyatakan bahwa penutur berkemampuan berbahasa sejajar jika penutur bilingual mempunyai kemampuan terhadap bahasa 1 dengan bahasa 2 sama baiknya, artinya penutur bilingual tidak mempunyai kesulitan untuk menggunakan kedua bahasa itu kapan saja diperlukan, karena tindak laku kedua bahasa tersebut terpisah dan bekerja sendiri-sendiri. Sedangkan penutur berkemampuan bahasa majemuk yaitu penutur yang kemampuan berbahasa 2 lebih rendah atau berbeda dengan kemampuan berbahasa 1, artinya penutur mempunyai kesulitan dalam menggunakan bahasa 2 karena dipengaruhi bahasa 1. Hartman dan Stork (1972:15) tidak menyebut interferensi sebagai „pengacauan“ atau „ kekacauan“, melainkan „kekeliruan“, yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa kedua.
Ahli linguistik edukasional William Mackey berpendapat bahwa interferensi itu adalah gejala penggunaan unsur- unsur satu bahasa dalam bahasa lainnya ketika seorang penutur mempergunakan bahasa-bahasa itu. Faktor utama yang dapat menyebabkan interferensi itu antara lain adalah adanya perbedaan di antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Perbedaan yang tidak saja dalam struktur bahasa melainkan juga keragaman kosakatanya. Gejala itu sendiri terjadi sebagai akibat pengenalan atau pengidentifikasian penutur terhadap unsur-unsur tertentu dari bahasa sumber, kemudian memakainya dalam bahasa sasaran.
UNTUK YANG LENGKAPNYA SILAHKAN DIDOWNLOAD DISINI

1 komentar:

  1. Aman_Musaba
    Pak Amed silahkan download disini makalah yang kamu cari.

    BalasHapus