Pengajar baik itu guru lebih lebih dosen memiliki peran yang amat sentral dalam mendewasakan peserta didiknya baik dari aspek dewasa kognitifnya atau dewasa afektifnya. Dewasa kognitif lebih mengarah dari yang belum tahu menjadi tahu sedangkan dewasa afektif dari yang belum baik tingkah lakunya menjadi baik tingkah lakunya.
Pengajar dapat memilih peran sesuai dengan perkembangan peserta didiknya. Sebagai contoh, untuk siswa SD guru dapat memainkan peran seniman, model, dan satu satunya sumber informasi yang dapat langsung di serap oleh siswa tanpa melakukan filter modal kognitifnya, sebaliknya untuk siswa SMP, SMA, apalagi Mahasiswa, pengajar dengan tantangan arus informasi seperti sekarang ini lebih disarankan memainkan peran fasilitator dimana mereka sebagai teman belajar. Peserta didik hendaknya juga mendukung peran pengajar sebagai teman belajar sehingga optimalisasi kedua aspek semakin ideal.
Dengan alasan itulah Bapa mencoba memerankan peran teman belajar. Salah satu keuntungan dari peran ini adalah peserta didik akan mengarah kepada apa yang disebut dengan autonomous learner. Dia akan menysusun strategi belajarnya sendiri, sesuai seleranya, tidak tertekan, dan juga tidak kalah pentingnya, terbukanya jaringan syaraf kognitif pada otak.
jadiiii,,,kalau guru atau dosen itu sebagai teman belajar,apa setiap permasalahan kami,,kami pecahkan sendiri???
BalasHapuslalu peran guru atau dosen sebagai teman belajar itu sendiri,,seperti apa???